January 25, 2025

NSCPCDN

Informasi Terpercaya dan Terlengkap

Ini Sejarah Desa Penglipuran, Sudah Ada Sejak 700 Tahun Lalu

Ini Sejarah Desa Penglipuran, Sudah Ada Sejak 700 Tahun Lalu

Sejarah Desa Penglipuran sudah ada sejak 700 tahun lalu memiliki kisah menarik hingga bisa menjadi pedesaan dengan berbagai penghargaan. Terkenal karena kebersihan desanya dan menjadi objek wisata ternyata tidak lepas dari sejarah panjang.

Menawarkan keindahan alam yang sangat luar biasa dengan tatanan pedesaan membuat banyak wisatawan tertarik mengunjungi tempat ini. Agar lebih mengenal lebih mendalam sebaiknya ketahui bagaimana sejarah dari Desa Penglipuran terbersih di dunia ini terbentuk.

Sejarah Desa Penglipuran dari Awal Terbentuknya Sampai Sekarang

Mengulas cerita Sejarah Desa Penglipuran yang memiliki aturan adat dan budaya sangat ketat sehingga terus dilestarikan masyarakat sampai sekarang.

Menurut sejarah, Desa Penglipuran pada jaman dahulu desa ini sering dipilih para raja untuk menikmati waktu bersantai mereka dari tugas-tugas kerajaan. Daya tariknya yaitu dari segi keunikan, kebersihan, ketertiban, desain arsitektur bangunan dan tata letak.

Menurut keterangan pengelola desanya ada dua versi sejarah namun keduanya berkaitan erat dengan Kerajaan Bangli. Versi pertama pada jaman dahulu desa ini menjadi tempat tinggal sementara masyarakat Bayung Gede dengan tujuan dekat dengan Kerajaan Bangli.

Sejarah Desa Penglipuran sudah ada kisaran abad ke 14 atau sekitar 700 tahun lalu berasal dari Desa Bayung Gede dulu dipercaya Raja Bangli pada rangkaian kegiatan keagamaan.

Namun karena lokasi jauh dari ibukota maka ada sekitar 7 orang diminta untuk tinggal lebih dekat dengan ibokota sehingga dikenal sebagai Desa Penglipuran.

Karena kegiatan keagamaan semakin banyak maka Raja Bangli memerintahkan 7 orang tersebut melakukan penataan Kubu Bayung. Penataan tersebut dilakukan tanpa meninggalkan kebudayaan, adat, tradisi dan arsitektur sesuai daerah asal mereka.

Maka mulailah dibangun Pura dan beberapa bangunan tradisional sesuai kebutuhan masyarakat saat itu. Nama penglipuran sendiri memiliki arti ingat akan leluhur sehingga diharapkan masyarakat selalu mengingat darimana mereka berasal.

Tidak heran jika sampai saat ini masyarakat Penglipuran dan Bayung Gede memiliki ciri khas terutama adat, tradisi dan desain arsitektur yang saling berkaitan.

Kerajinan Tangan Hasil Penduduk Asli Desa Penglipuran Sebagai Desa Wisata

Dari informasi sejarah Desa Penglipuran disebutkan kalau Raja Bangli sering meminta bantuan warga Bayung Gede untuk membantu berbagai rangkaian acara keagamaan.

Hal ini disebabkan karena warga tersebut memiliki keahlian dari segi kerajinan tangan sehingga sangat membantu keperluan keagamaan. Tidak heran jika Anda bisa menemukan banyak jenis kerajinan tangan yang dibuat untuk dijadikan souvenir atau buah tangan.

  • Miniatur rumah adat: Merupakan salah satu kerajinan tangan yang dibuat secara tradisional berbahan dasar bambu. Bambu tersebut diolah dan dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi miniatur rumah adat dan ternyata laris manis sebagai souvenir.
    Tidak hanya wisatawan lokal saja ternyata miniatur rumah adat ini juga diminati di pasar internasional sehingga meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar.
  • Besek: Besek merupakan kerajinan yang terbuat dari bambu juga digunakan secara umum untuk membawa sesaji saat upacara keagamaan. Besek ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar dan juga dijual diseluruh wilayah Bali.
  • Gantungan kunci: Selain berbagai bentuk kerajinan dari bambu, Anda juga bisa menemukan kerajinan tangan berupa gantungan kunci berbagai bentuk khas Bali.
  • Angklung: Warga juga pandai membuat angklung dengan kualitas terbaik sehingga sering diperjual belikan tidak hanya di Bali saja namun memenuhi kebutuhan luar daerah.
  • Ukiran bambu: Berbagai ukiran bambu yang unik dan menarik juga menjadi daya tarik wisatawan untuk dijadikan hiasan dinding rumah menjadi lebih estetik.

Aturan Budaya yang Ada di Desa Penglipuran dan Wajib Dipatuhi

Sejarah Desa Penglipuran yang cukup panjang membuat masyarakat berusaha menjaga warisan leluhur dengan baik. Salah satunya menerapkan aturan-aturan yang membuat kehidupan masyarakat menjadi lebih harmonis dan tidak mudah terpengaruh dunia luar.

1. Aturan Tentang Adat

Memiliki konsep Tri Mandala membagi lahan pedesaan menjadi 3 zona yaitu Utama Mandala berisi tempat suci, Madya Mandala sebagai tempat tinggal dan Nista Mandala sebagai area pemakaman.

Pembagian ketiga zona tersebut membuat seluruh area pedesaan menjadi lebih tertata, mudah dalam pengelolaan masyarakat serta lingkungan.

2. Aturan Bagi Pengunjung

Banyak wisatawan tertarik dengan sejarah Desa Penglipuran sehingga setiap hari ramai dikunjungi baik hari libur maupun hari biasa.

Namun setiap pengunjung yang datang harus mematuhi semua aturan seperti tidak boleh membuang sampah sembarangan.

Setiap 30 meter terdapat tempat sampah jadi bisa mudah membuang sampah, ada area dilarang merokok dan menghormati tempat suci.

3. Aturan Di Hutan Bambu

Hutan bambu disekitar lingkungan desa ini ada aturannya tersendiri yaitu dilarang menebang bambu seenaknya dan semua warga masyarakat harus paham terkait aturan tersebut.

4. Aturan Perkawinan

Terdapat aturan adat yaitu Awig-Awig terkait larangan poligami dan jika ada masyarakat yang melanggar aturan maka akan dikenakan sanksi tersendiri.

Jika mempelai pria dari desa tersebut maka mempelai wanita harus masuk dan menjadi bagian masyarakat Penglipuran.

Setiap wilayah di Indonesia memiliki sejarah masing-masing yang menjadi daya tarik wisatawan dari segi kebudayaan dan lainnya. Termasuk sejarah Desa Penglipuran selalu terjaga adat dan budaya yang terus dilestarikan sampai sekarang.