Sejarah Gereja Blenduk Semarang yang Perlu Diketahui
Jika Anda berkunjung ke kota Lama, maka jangan lupa mampir ke Gereja Blenduk Semarang terlebih dahulu. Ini adalah satu dari sekian banyaknya bangunan bersejarah yang terdapat di kota lama dan dapat dijadikan sebagai spot menarik untuk berfoto.
Tidak hanya digunakan sebagai tempat beribadah bagi umat Kristiani saja, keberadaan tempat tersebut juga tidak luput dari perhatian bagi para wisatawan. Hal itu karena keberadaan dari bangunan tersebut ternyata terlihat cukup mencolok karena atapnya memiliki warna merah dengan bentuk setengah bola.
Keberadaan dari rumah ibadah ini bisa Anda temukan di Jl. Letjen Suprapto Nomor 32, Tanjung Mas, Semarang Utara. Walaupun kehadirannya berada di kawasan kota Lama, namun ternyata keberadaan dari tempat ini masih aktif digunakan.
Sebelum Anda memutuskan untuk berkunjung ke kawasan tersebut, maka wajib mengetahui bagaimana sejarah singkatnya. Di bawah ini ulasan lengkap mengenai sejarah dari Gereja Blenduk di Semarang.
Sejarah dari Gereja Blenduk Semarang
Gereja Blenduk di Semarang atau dikenal dengan sebutan Gereja Protestan Indonesia Barat Immanuel pertama kali didirikan pada 1742 silam. Adapun Johannes Wilhelmus Swemmelaar adalah selaku pendeta pertama di mana mempunyai masa pelayanan sekitar 1753-1760 M.
Sebagai informasi tambahan kawasan kota Lama dahulu adalah pusat pemerintahan sekaligus perdagangan pemerintahan Hindia Belanda. Tidak heran kalau Anda juga bisa menemukan adanya rumah ibadah bagi umat kristiani termasuk kehadiran dari bangunan ini.
Pada awalnya, keberadaan dari bangunan Gereja Blenduk Semarang merupakan sebuah rumah panggung dengan arsitektur Jawa. Hal tersebut dapat dibuktikan pada inskripsi di salah satu bagian dari bangunan gereja tersebut.
Namun sekitar tahun 1784 hingga 1794, bangunan rumah ibadah tersebut mengalami renovasi secara total yakni mengikuti gaya arsitektur Eropa. Di mana menghadirkan desain berupa Barok serta Renaisans oleh kaum Portugis sebelum Nusantara dikuasai oleh pihak Belanda.
Kemudian Gereja Blenduk Semarang juga mengalami renovasi kembali yakni pada 1894 oleh HPA de Wilde serta W.Westmas yang merupakan seorang arsitek asal Eropa. Proses renovasi tersebut dilakukan buat mengubah bentuk tetapi tidak mengubah desain keseluruhan dari gereja tersebut.
Kedua arsitektur tersebut hanya menambahkan adanya menara kembar di mana dilengkapi dengan jam dengan ukuran besar. Di bagian pucuk menara juga terdapat sebuah lonceng yang dibuat pada tahun 1703 silam.
Tidak sampai disitu saja, mereka juga menambahkan struktur teras pintu bagian utamanya dengan adanya kanopi beton dengan ketinggian 10 meter serta 4 pilar besar. Di masa Belanda, Gereja satu ini dikenal dengan sebutan Koepel Kerk dan Hervormde Kerk.
Asal Usul Penamaan dari Blenduk
Tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan dari Gereja Blenduk Semarang menjadi salah satu tempat yang cukup penting. Sebagian besar dari Anda mungkin juga masih penasaran darimanakah asal penamaan Blenduk tersebut bukan.
Nah ternyata penamaan Blenduk disebabkan karena kubah dari gereja tersebut mempunyai bentuk cembung atau menonjol. Atau di dalam bahasa Jawa adalah mblenduk yang artinya adalah menggelembung atau menonjol.
Jika dilihat secara keseluruhan, keberadaan rumah ibadah tersebut ternyata menonjolkan desain arsitektur yang sangat mempesona. Terlebih lagi penggunaan kubat dengan gaya neo klasik membuat suasana khas Eropa akan semakin terasa.
Adapun kubah tersebut mempunyai warna merah bata sehingga terlihat cukup kontras dengan badan gereja berwarna putih. Tidak heran kalau setiap kali datang ke kota Lama, maka Gereja Blenduk Semarang akan langsung menarik perhatian.
Tidak sampai disitu saja, gereja yang sudah mempunyai usia ratusan tahun juga menampilkan adanya elemen lengkung di mana dapat ditemukan di pintu ataupun jendela. Untuk jendelanya mempunyai bahan kaca patri bergaya gothic sehingga untuk jendelanya tidak dapat dibuka maupun ditutup.
Sedangkan keberadaan dari Transept yang terdapat disini mempunyai fungsi khusus seperti sebagai konsistori, akses menuju ke area balkon jemaat, akses jemaat ke ruang kebaktian dan masih banyak lagi. Kehadiran dari area ini juga melengkapi pesona gereja tersebut.
Mempunyai Status Sebagai Cagar Budaya
Bukan hanya menjadi tempat ibadah yang penting bagi umat kristiani saja, namun keberadaan Gereja Blenduk Semarang juga sudah diakui sebagai cagar budaya nasional. Berada di Kawasan Kota Lama, kehadiran gereja tersebut bersama dengan bangunan tua lainnya juga membentuk sebuah kawasan cagar budaya nasional.
Bukan hanya bentuk atapnya saja yang menarik, namun bentuk bangunan berupa heksagonal juga menjadi daya tarik tersendiri. Untuk ruang utamanya berada di bagian tengah tepatnya di bawah dari kubah yang mempunyai bentuk setengah lingkaran.
Saat memasuki area interior dari bangunan tersebut, Anda akan langsung dimanjakan dengan hadirnya interior sangat cantik. Terdapat juga barisan kursi yang mempunyai bentuk klasik dengan adanya keramik berwarna kuning.
Keberadaan dari bangunan bersejarah ini masih aktif digunakan sebagai tempat ibadah untuk umat kristiani. Gereja Blenduk Semarang bukan hanya mempunyai arsitektur yang cantik saja, tetapi juga punyai nilai historis tersendiri.